Minggu, 25 November 2007

Kegagalan Adalah Keberhasilan yang Tertunda

KEGAGALAN adalah keberhasilan yang tertunda, begitu nasihat yang sering kali diucapkan seseorang kepada rekannya yang sedang mengalami kegagalan. Maksud penyampaian nasihat ini tentu untuk memberikan semangat bahwa kegagalan bukanlah kiamat atau akhir dari segalanya.

Pengelola Rubrik:
Aribowo Prijosaksono, Roy Sembel, dan Tim ManDiri

Aribowo Prijosaksono (email:aribowo_ps@hotmail.com) dan Roy Sembel (http://www.roy-sembel.com) adalah co-founder dan direktur The Indonesia Learning Institute – INLINE (http://www.inline.or.id), sebuah lembaga pembelajaran untuk para eksekutif dan profesional.

Oleh M. RUDITO WIDAGDO

Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan. Baik itu kegagalan di dalam perdagangan, kegagalan dalam pernikahan, kegagalan dalam kuliah, kegagalan dalam pekerjaan dan lain sebagainya. Bahkan orang-orang besar yang terlihat bergelimang kesuksesan sekalipun pasti pernah mengalami kegagalan di dalam hidup mereka.
Douglas McArthur mengatakan, ”There is no security in this earth, there is only opportunity”. Dari perkataan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada sesuatu hal yang pasti akan terjadi di dunia ini. Tidak ada jaminan bahwa pekerjaan kita akan sukses. Tidak ada jaminan bahwa mobil kita tidak akan mogok ketika akan digunakan besok. Tidak ada jaminan bahwa sakit yang kita alami akan segera sembuh. Bahkan tidak ada satu orang pun yang dapat menjamin bahwa umur mereka akan lebih dari 1 jam lagi.
Thomas Alfa Edison, seorang penemu besar yang telah mematenkan ribuan jenis hasil temuannya juga sering mengalami kegagalan. Pada saat Edison mencoba untuk menemukan lampu pijar, ia mengalami ribuan kali kegagalan dalam mencari bahan dasar kawat pijar yang dapat digunakan. Tetapi kegagalan-kegagalan ini tidak memupuskan semangatnya untuk terus mencoba meraih apa yang ia harapkan.
Oleh karena itu, kita hanya dapat memanfaatkan peluang-peluang yang tersebar luas di dunia ini. Apa pun peluang yang ingin kita ambil, kita harus dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan maksimal. Janganlah kita menyia-nyiakan kesempatan yang telah kita pilih untuk dilaksanakan.
Tetapi ada beberapa kesempatan yang hanya datang sekali menghampiri kita. Seperti kesempatan untuk membesarkan dan mendidik anak dengan baik. Dalam menghadapi kesempatan semacam ini, kita haruslah bertindak maksimal dengan penuh perhitungan. Karena apabila kita gagal dalam menjalaninya, maka kita tidak akan pernah dapat memperbaiki kegagalan tersebut. Kegagalan seperti inilah yang akan membuahkan penyesalan diri berlarut-larut, karena tidak ada jalan keluar untuk memperbaiki kegagalan yang telah kita perbuat. Sehingga kegagalan ini akan terus menghantui hidup kita dan kita akan terus merasakan dampak dari kegagalan ini.

Penyebab Kegagalan
Jika kita menelusuri penyebab kegagalan, maka kita dapat menggolongkan penyebab tersebut dalam dua golongan besar, yakni kegagalan karena faktor internal dan kegagalan karena faktor eksternal.
Kegagalan karena faktor internal adalah kegagalan yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab kegagalan ini, seperti kurang perhitungan pada saat awal melangkah, kurang hati-hati dalam melakukan sesuatu, atau karena menganggap remeh suatu pekerjaan tertentu. Tetapi penyebab internal yang paling sering terjadi adalah rasa takut untuk mencoba atau memulai sesuatu kesempatan. Dengan menghindari peluang atau kesempatan bukan berarti kita telah terlepas dari kemungkinan kegagalan yang mungkin kita hadapi, akan tetapi kita justru telah menetapkan kegagalan tersebut sebagai pilihan kita.
Kegagalan internal ini akan mengakibatkan seseorang mengalami penyesalan dan kekecewaan mendalam. Seseorang yang gagal dan mengetahui bahwa kegagalan yang ia alami adalah buah dari kelalaian dirinya sendiri, akan merasa sangat menyesal atas kegagalan yang ia hadapi.
Sementara kegagalan yang diakibatkan oleh faktor-faktor luar, misalnya gangguan orang lain, kemampuan orang lain yang lebih baik dari kemampuan kita, kecurangan orang lain, atau nasib yang telah ditetapkan oleh Tuhan kepada kita. Biasanya seseorang akan lebih mampu menghadapi kegagalan eksternal ini. Karena dengan introspeksi dan berjiwa besar maka kita akan dapat menghadapi kekecewaan yang ada.
Sedikit saya berikan penjelasan di sini mengenai ”nasib gagal” yang diberikan Tuhan kepada kita. Mungkin banyak orang yang berpikir mengapa Tuhan ”menghukum” seseorang untuk mengalami kegagalan. Padahal orang tersebut telah melaksanakan kesempatannya dengan maksimal, tetapi masih tetap mengalami kegagalan di akhir usahanya. Terkadang manusia tidak tahu mengenai dampak yang akan ia dapatkan dari suatu kesuksesan yang akan ia peroleh. Padahal bisa jadi kesuksesan itu akan berakibat buruk bagi dirinya. Misalnya akan merusak rumah tangganya, atau akan mengganggu kesehatannya. Sehingga Tuhan memberikan kegagalan sebagai hasil terbaik untuk diri manusia tersebut.
Kunci utama dalam menghadapi kegagalan adalah berjiwa besar. Seseorang haruslah berjiwa besar dalam menghadapi kegagalan internal ataupun eksternal. Khususnya kegagalan internal, seseorang haruslah berani untuk mengakui kesalahan atau kelalaian yang telah ia perbuat. Tetapi kebanyakan orang biasanya lebih senang untuk mencari alasan atau kambing hitam atas kegagalan yang ia hadapi, sehingga orang seperti ini tidak akan pernah bisa belajar dari kegagalan yang ia alami.
Selain berjiwa besar, seseorang juga memiliki suatu kemampuan untuk menghadapi permasalahan atau kegagalan yang ia alami. Kemampuan ini lebih dikenal sebagai Adversity Quotient (AQ). Memang AQ ini lebih banyak berkembang di masa kecil seseorang, di masa orang tua sangat berperan dalam hal memupuk dan mengembangkan kemampuan AQ anak. Tetapi bukan berarti seseorang yang memiliki kemampuan AQ yang kurang baik tidak akan dapat menghadapi kegagalan yang ia alami. Ada beberapa hal yang dapat membantu seseorang untuk tegar dalam menghadapi kegagalan yang ia alami sekaligus meningkatkan kemampuan AQ yang ia miliki.
Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan pada saat kita menghadapi kegagalan:

1. Pasrah kepada Tuhan

”Segala hasil dari perbuatan, tindakan dan usaha yang kita lakukan, adalah merupakan Hak dan Wewenang Tuhan untuk menentukannya. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin.” Jika kita dapat memahami dan mengamalkan kalimat di atas, maka kita akan lebih mudah dalam menghadapi suatu kegagalan.
Kemampuan seseorang untuk berserah diri kepada nasib ini juga akan sangat membantu dalam menanggulangi efek buruk yang mungkin timbul akibat kegagalan.
Suatu kegagalan yang tidak dapat dilalui dengan baik akan membekas di dalam pikiran bawah sadar seseorang. Pikiran bawah sadar mempunyai kemampuan menimbang-nimbang setiap masukan informasi dari pikiran sadar, kemudian dicocokkan dengan arsip yang ada pada pikiran bawah sadar yang ada hubungannya dengan kejadian yang sama di masa lalu. Jika tanggapan pikiran bawah sadar adalah negatif, maka pikiran bawah sadar akan mengirimkan reaksi negatif kepada pikiran sadar, dan selanjutnya pikiran sadar tanpa dapat dikontrol akan melakukan reaksi emosional, berupa marah, benci, takut, iri, kikir, sedih, dan lain-lain.
Apabila seseorang dapat melepaskan atau release kegagalan yang ia alami kepada nasib Tuhan, maka pikiran bawah sadar orang tersebut tidak akan menyimpannya sebagai sesuatu yang negatif.

2. Ambil Hikmah
”Pengalaman adalah guru terbaik. Baik itu kegagalan ataupun kesuksesan.” Hal ini mengandung arti bahwa dari semua kegagalan yang kita hadapi, kita harus tetap berpikiran positif, dan harus dapat mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut. Kita harus sadar bahwa risiko dari semua tindakan yang kita lakukan adalah sukses atau gagal.
Walaupun banyak pelajaran yang dapat diambil dari tiap kegagalan. Tetapi justru banyak orang yang tidak mau mengembalikan kegagalan yang ia alami ke diri mereka sendiri. Mereka justru mengalihkan atau mengambinghitamkan kegagalan tersebut kepada orang lain. Hal inilah yang harus dapat kita hindari. Karena jika tetap mengambinghitamkan kegagalan kepada orang lain, kita tidak akan pernah dapat mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut.

3. Istirahat
Tiap kegagalan tentu akan memancing emosi seseorang. Seperti marah, sedih, iri dan lain sebagainya. Tentu saja efek emosional ini akan mengganggu aktivitas yang akan kita lakukan. Oleh sebab itu ada baiknya apabila kita mengambil istirahat sejenak ketika mengalami kegagalan. Istirahat ini akan memberikan waktu pada diri kita untuk dapat menghindari efek emosional yang mungkin timbul.
Panjang waktu istirahat yang dibutuhkan tergantung pada intensitas beban dari kegagalan yang kita hadapi. Untuk kegagalan ringan, mungkin kita hanya cukup untuk berwudu dan melakukan sholat (bagi orang Muslim). Tetapi jika sebuah kegagalan besar, mungkin istirahat yang dibutuhkan berupa liburan dan rekreasi.

4. Bertanya dan Evaluasi
Apabila pikiran kita telah kembali jernih, maka kita harus dapat mengidentifikasi penyebab dari kegagalan yang kita alami. Banyak cara yang dapat kita lakukan, dapat dengan merenung sendiri, atau bertanya kepada teman, orang tua, guru, atau bahkan kepada rival kita.
Setelah kita tahu apa penyebab dari kegagalan yang didapi, maka kita dapat menyusun sebuah peta kekuatan baru mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, guna memulai sebuah kesempatan baru.

5. Memulai kegiatan baru
Memulai suatu kegiatan baru, merupakan salah satu solusi agar seseorang tidak larut di dalam kegagalan.
Pada saat memulai suatu kesempatan baru, kita haruslah benar-benar siap untuk melakukan hal-hal terbaik yang dapat dilakukan. Tetapi kita juga harus menyadari dari awal, seluruh kegiatan yang kita mulai dapat berakhir pada kesuksesan ataupun kegagalan.
Dan janganlah lupa untuk menggunakan peta kekuatan baru yang kita miliki.
Ada dua kesempatan yang dapat kita lakukan. Pertama adalah tujuan baru dengan cara lama atau tujuan lama dengan cara baru. Kedua, tujuan baru dengan cara yang baru.n

sumber : http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2003/0318/man01.html

Senin, 19 November 2007

Jangan Berzikir Seperti Beo

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Aisyah binti Abu Bakar r.a. dikatakan bahwa Rasulullah saw senantiasa mengingat Allah SWT (zikir) dalam setiap saat. Pada hadis lain diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Kalau aku membaca subhanallah, alhamdulillah, la ilaaha illallah, dan Allahu Akbar, bacaan itu lebih aku gemari daripada mendapatkan kekayaan sebanyak apa yang berada di bawah sinar matahari" (HR Muslim).

Kita mukminin dan mukminat yang rakyat biasa, yang pedagang, yang pengusaha, yang penguasa, yang ulama, yang pegawai negeri sipil/swasta, yang tentara/ polisi, setiap hari mengucapkan zikir subhanallah, alhamdulillah, Allahu Akbar, la ilaaha illallah. Tetapi mengapa kita tetap jauh dari Allah SWT? Maling sandal, maling ayam, maling kambing, maling aspal, maling hutan, jalan terus. Suap, pungli, jalan terus. Korupsi, kolusi, nepotisme, jalan terus, dan seterusnya.

Syahdan ada seekor burung beo yang sangat fasih mengucapkan subhanallah, alhamdulillah, Allahu Akbar, dan la ilaaha illallah. Setiap saat diulang-ulangnya dengan sangat jernih kalimat-kalimat zikir itu. Suatu hari burung beo itu disambar kucing. Terdengar nyaring suaranya yang sedang sekarat, "keak, keak, keak...!" Kemudian mati. Pemiliknya, seorang kiai sepuh pengasuh pondok pesantren, terlihat amat sedih. Setelah agak reda tangisnya, pak kiai lalu memanggil para santrinya.

Pak kiai bertanya, apakah kalian tahu mengapa aku merasa begitu sedih dan menangis? Aku terbayang bahwa sebagian dari kita akan mati seperti matinya burung beo itu. Burung itu setiap saat mengucapkan kalimah zikir, tetapi ketika mati ucapan yang keluar adalah keak, keak, keak...! Aku menangis membayangkan bahwa sebagian dari kita setiap hari berzikir mengucapkan subhaanallah, alhamdulillah, Allahu Akbar, la ilaaha illallah, tetapi ketika sakaratul maut tiba kita tidak membawa zikir tersebut. Alangkah amat menyedihkan! Alangkah celakanya! Lalu pak kiai sepuh itu melanjutkan, kita tidak berzikir seperti berzikirnya anak gembala kambing dalam kisah Umar bin Khatab yang amat terkenal itu.

Ketika dilihatnya seorang anak gembala miskin dengan pakaian compang camping sedang menggembalakan kambing yang amat banyak milik majikannya, Umar bin Khatab bertanya, Nak, bolehkah kubeli kambing yang sedang kau gembalakan itu satu ekor? Si anak gembala menjawab, Kambing ini bukan milikku, tetapi milik majikanku. Aku tidak boleh menjualnya. Umar bin Khatab membujuk, Kambing itu amat banyak. Apakah majikanmu tahu jumlahnya? Apakah dia suka memeriksa dan menghitungnya? Dijawab, Tidak, majikanku tidak tahu berapa ekor jumlah kambingnya. Dia tidak tahu berapa kambing yang mati dan berapa yang lahir. Dia tidak pernah memeriksa dan menghitungnya. Umar bin Khatab terus membujuk, Kalau begitu hilang satu ekor kambing, majikanmu tidak akan tahu. Lagi pula aku mau membeli kambing yang kecil saja supaya lebih tidak ketahuan. Ini uangnya, terimalah! Ambil saja buat kamu untuk beli baju atau roti. Anak gembala itu tidak tergiur. Dia tetap tidak mau menjual kambing yang bukan miliknya.

Umar bin Khatab dengan nada yang ditinggikan (marah) berkata, Mengapa kamu ini, bodoh benar! Kambing itu amat banyak. Majikan kamu tidak tahu jumlah-nya. Kalau kamu jual satu, majikan kamu tidak akan tahu. Di sini juga tidak ada orang lain. Hanya ada aku dengan kamu. Tidak ada orang lain yang tahu. Lihat di sekitar kamu, apa ada yang lihat? Nih uangnya, bawa sini kambingnya! Kamu takut sama siapa? Anak gembala miskin yang pakaiannya compang-camping itu, dengan tetap tegar menjawab, Takut Allah. Allah menyaksikan. Allah Mahatahu!

Mendengar jawaban anak gembala itu, Umar bin Khatab, lelaki tinggi besar, gagah perkasa, jago perang, jago berkelahi, amir al mu'minin (pemimpin kaum beriman), menangis. Lemah lunglai seluruh sendi tubuhnya.

Anak gembala itu walaupun miskin, menghadirkan Allah dalam setiap denyut dan detak kehidupannya. Walaupun miskin dia tidak menjual imannya dengan uang atau harta. Walaupun secara lisan mungkin dia tidak mengucapkan kalimah zikir, tetapi dari tindakannya dia berzikir. Zikir yang sesungguhnya, Selalu mengingat Allah! Selalu menghadirkan Allah! Sedangkan kita mukminin dan mukminat yang rakyat biasa, yang pedagang, yang pengusaha, yang penguasa, yang ulama, yang pegawai negeri sipil/swasta, yang tentara/polisi, sebagian terbanyak dari kita bukan sedang berzikir tetapi sedang membeo. Astaghfirullah..., kita cuma beo!***

Kamis, 15 November 2007

Allah Yang Maha Dibutuhkan

Allah Yang Maha Dibutuhkan


As-Shamad dapat diartikan sebagai Allah yang Maha Dibutuhkan.
Terdiri dari huruf shaad, mim, dan dal. Secara bahasa memiliki makna
tujuan, kekukuhan, atau kepadatan.

Keyakinan kita pada As-Shamad dapat dibuktikan dengan ketergantungan
ia sepenuhnya kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firmanNya, "Allah
itu tempat bergantung." (QS. Al-Ikhlas : 2). Tidak ada rongga
sedikit pun bagi kita untuk meminta kepada selain Allah. Allah-lah
satu-satunya tumpuan harapan. Tidak ada satu pun keinginan kecuali
atas izin Allah.

Secara umum, As-Shamad memiliki beberapa pengertian. Pertama, As-
Shamad sebagai sesuatu yang tidak memiliki rongga dan celah sedikit
pun. Dengan perkataan lain, As-Shamad bermakna kokoh, padat, dan
tidak berlubang. Maksudnya, tidak ada celah sedikit pun selain Allah
yang bisa menolong kita. Tidak ada sesuatu pun yang masuk dan keluar
dari dzat Allah karena dia tidak beranak dan tidak diperanakkan (QS.
Al-Ikhlas : 3).

Kedua, bermakna "tokoh terpuncak". Dengan keagungannya, kedudukan
Allah tidak dapat dicapai siapa pun. Ibnu Abbas RA menyatakan bahwa
As-Shamad, kalau Dia seorang tokoh, maka Dia-lah tokoh yang paling
sempurna ketokohanNya, yang mulia dan mencapai puncak kemuliaanNya,
yang agung dan paling sempurna keagunganNya. Dia-lah puncak yang
tidak ada yang menandingi ketinggiannya. (QS. Al-Ikhlas : 4).

Ketiga, sebagian ulama mengaitkan As-Shamad sebagai 'yang tidak
berbagi' dengan sifat Ahad. Sebagaimana firman Allah, "Katakan :
Allah itu Esa." (QS. Al-Ikhlas : 1). Dengan demikian, As-Shamad
mengandung makna bahwa dalam keesaanNya, dzat Allah tak bisa dibagi-
bagi lagi.

Apa hikmah As-Shamad bagi kita? Langkah pertama yang harus kita
lakukan adalah mengharapkan segala aktivitas karena mengharap ridha
Allah SWT semata. Allah dijadikan pangkalan tempat bertolak dan
pelabuhan tempat bersauh. Kelelahan hidup akan terasa karena
ketergantungan kita kepada manusia atau makhluk berlebihan. Karena
kita yakin orang yang dijadikan tempat andalan, harapan, naungan
segala urusan sekali-kali pasti tidak dapat menolong dirinya sendiri.

Hikmah lain dari As-Shamad adalah kita harus menjadi tumpuan,
harapan orang lain. Kita harus yakini akan janji Allah, "Barang
siapa yang memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan
urusannya bukan hanya di dunia tapi di akhirat kelak." Dengan
demikian, tidak salah apabila kita mencita-citakan diri menjadi
jalan pertolongan Allah bagi orang lain.

Keberuntungan dalam hidup ini tidak bisa kita peroleh tanpa
keterlibatan Allah SWT dan sandaran semua urusan. Bila sandaran
hidup kita kepada selain Allah, maka siap-siaplah kita untuk
diperbudak oleh keinginan hawa nafsu. Sekuat, seperkasa, dan segagah
apapun makhluk yang dijadikan sandaran, maka terlampau kecil di
hadapan Allah termasuk harta, jabatan, semua kecil bahkan tak
bernilai. Untuk itu, latihlah diri untuk tidak bergantung berlebihan
kepada makhluk. Kita punya Allah yang Maha Dibutuhkan.

Sumber : Buletin Sakinah

Sabtu, 03 November 2007

The First Nigh

Mohon meluangkankan untuk membacanya DENGAN TIDAK TERGESA-GESA,
mudah2n bisa menjadi renungan...

Satu hal sebagai refleksi kita
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu mempelai sangat dimanjakan
Mandipun harus dimandikan
Seluruh badan kita terbuka
Tak ada sehelai benangpun menutupinya..
Tak ada sedikitpun rasa malu
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih
Itulah sosok kita
Itulah jasad kita

Setelah dimandikan, kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna
putih.
Kain itu jarang orang memakainya,
karena bermerk sangat terkenal bernama kafan.
Wewangian ditaburkan ke baju kita
Bagian kepala, badan, dan kaki diikatkan.
Tataplah, tataplah itulah wajah kita.
Keranda pelaminan langsung disiapkan.
Pengantin bersanding sendirian

Mempelai diarak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan.. yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar.. pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya, tiba masa pengantin...
Menunggu dan ditinggal sendirian
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH.
Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah

Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur...
Kita tak tahu dan tak seorangpun yang tahu.
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan.
Padahal entah nikmat atau malah siksa yang akan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata
Seolah barang berharga yang sangat mahal

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga
Tapi, tapi sudah pantaskah sikap kita selama ini
Untuk disebut sebagai ahli syurga?

Sahabat, mohon maaf jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia, bukan aku berkhianat.
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Tapi percayalah, aku pasti akan mendo'akanmu
Karena aku sungguh menyayangimu
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo'a semoga kau menjadi ahli syurga.
Amien.

Sahabat, jika ini adalah bacaan terakhirmu
Jika ini adalah renungan peringatan
dari Kekasihmu
Ambillah hikmahnya..
Tapi jika ini adalah salahku, maafkan aku.
Terlebih jika aku harus mendahuluimu.
Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku
Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu..
Kalau tulisan ini Ada manfaatnya,
Cetak atau simpanlah sebagai kenangan
Siapa tahu suatu saat kau ingat padaku
Dan aku tlah di alam lain.
Satu pintaku padamu,
Tolong do'akan aku

sudahkah kita bersyukur

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku
serta menunjukkan keadaan di surga.
Kami berjalan
memasuki suatu ruang kerja yang penuh dengan para malaikat.
Malaikat yang mengantarku berhenti di depan
ruang kerja pertama dan berkata,"
Ini adalah Seksi
Penerimaan.
Disini, semua permintaan
yang ditujukan pada Allah, diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian,....
aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui
koridor yang panjang.
lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.

Malaikat-ku berkata,
"Ini adalah Seksi Pengepakan
dan Pengiriman.
Disini, kemuliaan dan rahmat
yang diminta manusia diproses
dan dikirim ke
manusia-manusia yang masih
hidup yang memintanya".

Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu.
Ada banyak malaikat
yang bekerja begitu keras karena ada begitu
banyaknya permohonan yang
dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada
ujung terjauh koridor
panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu
ruang kerja yang sangat kecil.

Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu
malaikat yang duduk
disana, hampir tidak melakukan apapun.

"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan.
Dia tampak malu.
"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan
disini?", tanyaku.
"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. "
Setelah manusia menerima rahmat
yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang
mengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas
rahmat Tuhan?", tanyaku.

"Sederhana sekali",
jawab Malaikat.
"Cukup berkata,
'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN,
Terima kasih, Tuhan' ".

"Lalu,
rahmat apa saja yang perlu kita syukuri?”, tanyaku.
Malaikat-ku menjawab,
"Jika engkau mempunyai makanan
di lemari es,
Pakaian yang menutup tubuhmu,
atap di atas kepalamu dan
tempat untuk tidur,
Maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu,
dan uang-uang receh,
maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputermu,
engkau adalah bagian
dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih
banyak kesehatan
daripada kesakitan ...
engkau lebih dirahmati
daripada begitu banyak orang
di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga
hari ini.

"Jika
engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam
perang, kesepian dalam
penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan
yang amat sangat ....

Maka,
engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".

"Jika,........
engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada
ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan,
atau kematian ...

M a k a,....
engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di
dunia.

"Jika,....
orangtuamu masih hidup
dan masih berada dalam
ikatan pernikahan ...

Maka,.....
engkau termasuk orang yang sangat jarang.

"Jika
engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum,

maka,.....
engkau bukanlah
seperti orang kebanyakan,
engkau unik dibandingkan
semua mereka yang berada
dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika,...
engkau dapat membaca pesan ini,
maka engkau menerima rahmat ganda
yaitu
bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu, berpikir bahwa engkau
orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa,
engkau lebih dirahmati
daripada lebih dari 2 juta orang
di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat
yang telah
Allah anugerahkan kepadamu.
Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua
teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa
dirahmatiNya kita semua.

"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu
menyatakan bahwa,
'Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak
nikmat kepadamu' ".
(QS:Ibrahim (14) :7 )

Ditujukan pada :
Departemen Pernyataan Terima Kasih:
"Terima kasih, Allah!
Terima kasih, Allah, atas
anugerahmu berupa kemampuan
untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan
memberikan aku begitu banyak
teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi".

bertamasya ke syurga

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku

serta menunjukkan keadaan di surga.

Kami berjalan

memasuki suatu ruang kerja yang penuh dengan para malaikat.

Malaikat yang mengantarku berhenti di depan

ruang kerja pertama dan berkata,"

Ini adalah Seksi

Penerimaan.

Disini, semua permintaan

yang ditujukan pada Allah, diterima".


Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh

dunia.


Kemudian,....

aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui

koridor yang panjang.


lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.


Malaikat-ku berkata,

"Ini adalah Seksi Pengepakan

dan Pengiriman.

Disini, kemuliaan dan rahmat

yang diminta manusia diproses

dan dikirim ke

manusia-manusia yang masih

hidup yang memintanya".


Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu.

Ada banyak malaikat

yang bekerja begitu keras karena ada begitu

banyaknya permohonan yang

dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.


Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada

ujung terjauh koridor

panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu

ruang kerja yang sangat kecil.


Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu

malaikat yang duduk

disana, hampir tidak melakukan apapun.


"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan.


Dia tampak malu.


"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan

disini?", tanyaku.


"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. "

Setelah manusia menerima rahmat

yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang

mengirimkan pernyataan terima kasih".



"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas

rahmat Tuhan?", tanyaku.


"Sederhana sekali",

jawab Malaikat.

"Cukup berkata,

'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN,

Terima kasih, Tuhan' ".


"Lalu,

rahmat apa saja yang perlu kita syukuri?”, tanyaku.


Malaikat-ku menjawab,

"Jika engkau mempunyai makanan

di lemari es,

Pakaian yang menutup tubuhmu,

atap di atas kepalamu dan

tempat untuk tidur,
Maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.


"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu,

dan

uang-uang receh,

maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.


"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputermu,

engkau adalah bagian

dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.


Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih

banyak kesehatan

daripada kesakitan ...

engkau lebih dirahmati

daripada begitu banyak orang

di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga

hari ini.


"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam

perang, kesepian dalam

penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan

yang amat sangat ....


Maka,

engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".


"Jika,........

engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada

ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan,

atau kematian ...

M a k a,....

engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di

dunia.


"Jika,....

orangtuamu masih hidup

dan masih berada dalam

ikatan pernikahan ...

Maka,.....

engkau termasuk orang yang sangat jarang.


"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum,

maka,.....

engkau bukanlah

seperti orang kebanyakan,

engkau unik dibandingkan

semua mereka yang berada

dalam keraguan dan keputusasaan.


"Jika,...

engkau dapat membaca pesan ini,

maka engkau menerima rahmat ganda

yaitu

bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu, berpikir bahwa engkau

orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa,

engkau lebih dirahmati

daripada lebih dari 2 juta orang

di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".


Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat

yang telah

Allah anugerahkan kepadamu.

Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua

teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa

dirahmatiNya kita semua.


"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu

menyatakan bahwa,

'Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak

nikmat kepadamu' ".

(QS:Ibrahim (14) :7 )


Ditujukan pada :

Departemen Pernyataan Terima Kasih:

"Terima kasih, Allah!

Terima kasih, Allah, atas

anugerahmu berupa kemampuan

untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan

memberikan aku begitu banyak

teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi".

sebuah pengembaraan di kota nan dingin

hampir satu minggu sudah aku berada di kota ini,
niat awalku untuk hijrah dan merubah semua yang ada di diri ini ke arah yang lebih positif
pamittku ke rekan-rekan dan orang-orang yang telah ku anggap sebagai orang yang dituakan mendapat wejangan yang sangat berharga,
ah nggo ngapa adoh-adoh wong kowe bocah esih biungen bae koh' paling mengko seminggu apa sewulan balik maning, wis neng kene bae aja lunga lunga, kata pak laely

ya wis yaa ko sing ngati2 nek kerja de betah aja bolak balik metu. melas wong tuamu, mbok kowe anak mbarep de bisa mbantu wong tua lah karo adi2mu,(eyangku)

melas adimu tuli selalu ngalah terus, kepengin kuliah be ora bisa, ora kaya kowe, dela2 njaluk duit, adimu kuwe priatin, ngrewangi nggolet duit ibune, ya nggo ko padha, (bapak ku)

kata pak laely. itu menjadi pendorongku untuk bertekad menepis anggapan tersebut, beliau menganggap saya itu gak usah pergi-pergi karena beberapa pengalamanku8 merantau dari kotaku selalu kembali lagi dengan tidak membawa keberhasilan yang bisa dibanggakan.

ya akhirnya aku berangkat mengawali pengembaraan ku tepat tanggal 29 november aku berangkat ke kota dingijn ini,
hari2 pertama aku mulai berusaha mencari pekerjaan yang bisa mewujudkan tujuanku itu,
aku bertekat akan berusaha kembali ke kotaku dengan membawa kesuksesan. dan tidak lagi merepotkan orang tua,
aku berangkat dengan berbekal uang dari orang tuaku 1 juta, aku bretekad untukmemanfaatkan uang itu agar bisa menjadi modal awal pengembaraan ku ini,

jumat, 9 november 2007
alhamdulilah dengan rahmat alloh yang maha penyayang dan maha petunjuk, dari beberapa lamaran yang aku kirimkan sampai saat ini sudah ada 3 panggilan interview, salah satunya adalah besok yang akan di adakan di PT Telesindo Shop,
selama seminggu ioni saya masih mencari2 jalan yang terbaik, dan saya sangat bersyukur proses yang saya jalani sampai saat ini berlangsung lancar,
ada satu cerita menarik dimana pada hari senin saya mengikuti wawancara di sebuah hotel di pasir kaliki, untuk posisi Front Office, dan mereka sangat raha sekali, namun untuk hasil akan di beritahukan seminggu dari waktu itu,
dan pada sore harinya tepatnya setelah saya bangun tidur siang saya mendapat telepon dari sebuah percetakan besar di bandung yang beralamat di daerah Pagarsih,

tes itu diikuti hanya oleh 4 orang hasil leseksi dari beberapa lamaran yang masuk,

dari sutut lain saya mendapatkan pelajaran berjharga bahwa barang siapa mau bersunguh-sungguh dan menjalankannya sesuai dengan apa yang di garuiskan oleh alloh tanpa meninggalkan larangan-larangamnnya, maka niscata Dia akan dipermudah semua urusannya,
jujyur disini walaupun baru dua pekan saya sering mendapat ajakan untuk berbuat sesuatu yang melanggar apa yang digariskan oleh Agam,a, namun selama ini saya masih kuat untuk memnolaknya dengan bijak, maka saya mohon doanya bagi penbaca sekalian agar saya snantiasa diberi kekuatan menjalani hidup ini,

jumat, 16 november 2007

hari ini akusedang menunggupanggilan dari beberapa paerusahaan yang kwemarin sempat aku datangi,
kesabaran itumemang menjadi kunci utama, disela-sela itusaya juga harus tetapberdoa kepada Nya untukmendapatkan yang terbaik.temen yang akuandalkan dia mulai cuek ketikadia disibukkan dengan ujian, sampai SMS pun gak dibal;es, yakesel dong aku,
keseharianku kini bertambah hgidup ketika aku bertemu dengan komunitasku anak2 IRM Jawa Barat, yaa banyak cerita disana, dan juga spot untuku agar aku selalu berusaha untuk mendapatkan yang terbaik.



bersambung,

aku di masa lalu

aku dulu adalah seorang anak yang berada dilingkungan agamis, aku bersyukur sejak usia kexil dididik untuk selalu dekat dengan Alloh SWT. ini menjadi bekalku untuk melangkah hidup sampai sekarang dan sampai nafas ini berakhir,
masa kecilku kulalui di lingkungan masjid di desaku desa yang sangat kucintai di banyumas, meski jauh dari rumahku aku selalu aktif dalam pengajian anak dulu. Bapak Wasir M Nur adalah satu sosok yang sangat berarti dia adalah guruku yang membimbingku di madrasah diniyah.